Etika Berbicara Menurut Ajaran Islam Yang Perlu Diperhatikan

EPeloporNet – Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam keseharian adalah bagaimana cara kita berbicara atau berkomunikasi kepada orang lain. Itu merupakan salah satu bentuk etika kepribadian kita yang pasti tercermin dari bagaimana cara kita bertindak. Apa yang kita lakukan, yang dimana seringkali lebih melekat dalam ingatan seseorang daripada penampilan luar kita. Hubungan manusia dengan manusia  atau Hablum minannas  ini tidak ada lepas dari yang namanya komunikasi verbal atau berbicara satu dengan lainnya. Karena itu merupakan satu bentuk kebutuhan saat berintraksi dengan sesama manusia. Selain itu, komunikasi juga digunakan untuk bertukar informasi. Sebagai umat muslim, ketika berbicara dengan orang lain juga harus memperhatikan etika berbicara nya. Jangan sampai saat berbicara membuat orang lain tersinggung, sakit hati bahkan sampai terjadi perkelahian. Apalagi ada beberapa etika yang perlu diperhatikan dalam ajaran islam.

Berbicara mengenai etika dalam berbicara yang baik juga ini dijelaskan dalam ayat quran berikut:

قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَآ اَذًى ۗ وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ

Qawlum ma’ruufunw wa maghfiratun khairum min sadaqatiny yatba’uhaaa azaa; wallaahu Ghaniyyun Haliim

Artinya: Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun.

Dalam buku Tafsir Al Misbah, M. Quraish Shihab menafsirkan ayat tersebut dengan arti lebih baik memberi sesuatu tanpa berkata apa pun, daripada memberi tetapi setelah itu memaki-makinya. Oleh sebab itu, etika dalam berbicara sangat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Dikutip dari m oase.id).

Sejatinya agam Islam sangat memperhatikan dalam semua aspek kehidupan salah satunya aspek kehidupan pada saat berinteraksi pada setiap orangnya. Salah satu hal yang termasuk kedalam aspek berinteraksi ini ialah berkomunikasi atau berbicara terhadap orang satu dengan yang lainnya.

Etika Berbicara Menurut Ajaran Islam

Perlu diperhatikan juga etika berbicara kepada orang lain dalam sudut pandang ajaran agama Islam. Berikut beberapa etika berbicara dalam Islam yang perlu di perhatikan:

1. Berbicara yang Baik dan Jangan Berbohong

Berbicara merupakan sebuah pemberian nikmat Allah SWT yang harus disyukuri. Untuk itu, berbicaralah mengenai hal-hal yang baik dan jangan berbohong atau berdusta. Berbicara yang baik merupakan bentuk sikap syukur atas nikmat yang telah di berikan Allah SWT kepada hambanya. Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT,

إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللّهِ وَأُوْلـئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta” (QS. An-Nahl : 105).

Kejujuran dalam berbicara menunjukkan keislaman seseorang. Maka, hendaknya setiap perkataan dilandasi dengan kejujuran.

2. Berbicara yang Baik atau Diam

Sebagai seorang muslim hendaklah memilih pembicaraan yang baik dan tidak menyakiti lawan bicara akibat perkataan yang dikeluarkan oleh kita. Hal ini sebagai mana sesuai dalam firman Allah SWT

لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَاحٍۢ بَيْنَ النَّاسِۗ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا

“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar.” (QS. An-Nahl : 114).

3. Berbicara dengan Obrolan Baik dan Tidak Berghibah

Tanpa kita sadari sering terjadi pada sebagian orang pada umumnya, ketika sedang asik-asik mengobrol tiba-tiba hal sesuatu terjadi yang terkadang menjadi topik obrolan utama. Namun perlu diketahui ternyata obrolan tersebut memiliki makna yang tidak baik bahkan bermaksud menjelek-jelekan orang lain. Perlu disadari dan diingatkan sebaiknya mengobrol dengan obrolan yang bermaksud mengunjing,membicarakan aib orang lain atau ghibah itu perbuatan tercela dalam artian tidak baik dan perlu dihindari bahkan dilarang dalam agama islam. Hal ini tertuang pada Quran surat Al Hujurat ayat 12:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! Jauhilah prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”

Sebagaimana yang tertulis pada ayat tersebut, larangan ghibah terlihat jelas pada kalimat “Janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain”. Lebih lanjut dijelaskan, ghibah ibarat memakan daging saudara sendiri yang telah mati.

4. Melihat Wajah Lawan Bicara

Etika berbicara menurut ajaran islam selanjutnya melihat wajah lawan bicara. Jika berbicara secara langsung dengan orang lain, maka pandanglah wajahnya. Dengan memandang wajah lawan bicara kita, maka dia akan merasa lebih dihargai. Namun dengan pandangan yang sewajarnya saja, karena jika berlebihan ini akan membuat lawan bicara kita merasa tidak nyaman terhadap pembicaraan yang diobrolkan.

5. Menunjukan Sikap Antusias saat Berbicara

Menunjukan sikap antusias saat berbicara juga ini perlu dilakukan karena untuk menghargai obrolan lawan bicara kita yang sedang di obrolkan. Hal ini dilakukan sebagai menghargai obrolannya meskipun kita sudah tahu informasi atu topik yang di bicarakan tersebut.

6. Tidak Berdebat

Perdebatan kerap kali dialami pada sebagian orang yang sedang mengobrol hal ini dilakukan untuk mempertahankan argumen nya. Namun terkadang juga perdebatan ini menjadi pemicu timbul terjadinya pemecah silahturahmi. Maka dari itu sebaiknya hal ini dihindari karena akan membuang-buang waktu dan pemecah silahturahmi. Namun yang dimaksud ialah perdebatan dalam subjek yang tercela dalam islam yang merupakan suatu perbedatan yang tidak memakai dasar ilmu, tanpa dalil, dan sepenuhnya subjektif. Debat yang tercela adalah debat yang lebih mengutamakan otot, bukannya argumen. Larangan berdebat pada hal ini juga tertuang dalam hadist Nabi SAW

أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الأَلَدُّ الْخَصِمُ

“Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.” (HR. Bukhari, No. 4523)

Itulah beberapa etika berbicara dalam ajaran agama islam, Sejatinya agama islam bukan melarang kita untuk tidak berbicara akan tetapi berbicaralah dengan obrolan yang baik. Bahkan membicarakan kebaikan dan bermanfaat ini sangat dianjurkan. Namun sebaliknya apabila pembicaraan mengandung keburukan dan penyesatan. Semoga Bermanfaat!

Comments are closed.