Contoh Jawaban Motivasi Menjadi Guru Penggerak dan Cara Mewujudkannya!

#PeloporNetwork – Contoh Jawaban Motivasi Menjadi Guru Penggerak dan Cara Mewujudkannya, Ulasan kali ini membahas tentang rekomendasi jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan “Apa motivasi kamu dengan mendaftar menjadi Guru Penggerak?”, jika kamu masih kebingungan, artikel ini akan membantu kamu merancang jawaban yang tepat!

Perlu diketahui, motivasi sendiri merupakan dorongan yang timbul di diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan disertai tujuan tertentu. Jika menurut ahli (Weiner, 1990) pengertian motivasi adalah kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.

Motivasi Menjadi Guru Penggerak

Motivasi menjadi seorang guru penggerak merupakan salah satu kunci utama sebagai realisasi dedikasi seorang guru terhadap kemajuan dan kecerdasan pendidikan Indonesia. Sedangkan Program Guru Penggerak (PGP) dapat dikatakan sebagai program khusus di dalam kemendikbud.

Karena mau secanggih apapun teknologi, selengkap apapun infrastruktur, sebaik apapun kurikulum jika tidak dengan diimbangi kualitas pendidikannya yang baik, maka segala yang didalamnya tidak akan jadi maksimal. Maka itulah peran seorang guru penggerak menjadi hal yang krusial untuk proses transformasi pendidikan di Indonesia. Motivasi menjadi guru penggerak, harus benar-benar patri di lubuk hati calon guru penggerak.

Jadi, jawaban motivasi yang tepat untuk menjawab pertanyaan “Apa motivasi kamu dengan mendaftar menjadi Guru Penggerak?” adalah dengan mencari tahu dasar keinginan tindakan apa yang akan kita lakukan apabila ingin bergabung menjadi seorang Guru Penggerak.

Jawaban yang diberikan besar kemungkinan akan mempengaruhi lolos tidaknya dalam seleksi Guru Penggerak. Maka, kita diharuskan dengan jujur menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan lugas. Lalu, seperti apa sih contoh jawaban motivasi yang akan mempengaruhi kelolosan seleksi Guru Penggerak? Simak ulasan berikut!

1. Ingin berkontribusi memaksimalkan laju pendidikan di Indonesia

Motivasi saya menjadi seorang guru penggerak adalah ingin terjun serta berkontribusi bersama pemerintah untuk memaksimalkan laju pendidikan di Indonesia dibersamai guru penggerak lainnya untuk sama-sama menjadi guru yang lebih berkualitas.

Dengan banyaknya guru yang berkualitas kedepannya, maka semakin besar juga peluang pendidikan Indonesia untuk terciptanya kualitas laju pendidikan di Indonesia.

2. Ingin meningkatkan kualitas diri

Melalui program guru penggerak, saya termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri dan menyongsong peluang baru untuk mengasah keterampilan yang saya miliki begitupun dengan sejuta wawasan yang akan saya dapatkan.

Karena itu, saya yakin untuk menjadi seorang guru penggerak yang berpotensi dapat mengasah pula kepemimpinan saya dalam upaya untuk membentuk layaknya guru yang berkualitas dalam dunia pendidikan di Indonesia.

3. Sebagai penggerak guru-guru lain di Indonesia

Motivasi saya dengan menjadi guru penggerak adalah dengan membulatkan tekad untuk mengajak guru-guru di Indonesia untuk bergerak bersama-sama dalam memajukan bangsa Indonesia khusunya di bidang pendidikan. Dengan melangkah bersama dan sama-sama menerapkan sistem pembelajaran yang intens berfokus pada peserta didik, saya yakin bahwa kedepannya sistem pendidikan di Indonesia akan lebih maksimal yang tentunya mendorong kemajuan anak bangsa untuk mencetak generasi yang unggul.

4. Menyongsong jiwa kepemimpinan peserta didik

Salah satu kemampuan yang diasah selama berproses menjadi guru penggerak adalah membentuk jiwa kepemimpinan. Kemudian apabila saya lolos menjadi seorang guru penggerak, secara tidak langsung maka saya akan mengajarkan pula bagaimana sikap teladan yang harus dimiliki oleh peserta  didik dari sejak dini.

Menurut saya, sikap kepemimpinan adalah sikap yang mahal dimana dengan memiliki jiwa kepemimpinan akan membangun brand image atau citra diri sesorang yang positif. Maka dari itu motivasi saya dengan segenap hati adalah untuk membentuk dan mendorong jiwa kepemimpinan anak didik saya agar mampu bersaing secara nasional ataupun internasional dibekali dengan citra yang positif.

5. Terjun untuk mencetak generasi unggul bangsa Indonesia

Motivasi saya menjadi guru penggerak yaitu dengan turut serta mencetak bibit unggul bangsa Indonesia melalui peningkatan kualitas kompetensi belajar peserta didik. Apabila kompetensi belajarnya meningkat, maka akan timbul keinginan/motivasi yang pure dalam diri seorang peserta didik itu sendiri  akan haus dalam hal belajar.

Artinya, peserta didik tidak lagi merasa bahwa belajar itu adalah hal yang boring apalagi beban, melainkan sebagai point utama untuk meraih masa depan yang cerah. Tentunya saya yakin akan banyak lahirnya bibit unggul di Indonesia.

6. Mendorong untuk menyelesaikan problematika pendidikan Indonesia

Dari yang kita ketahui saat ini masih adanya kesenjangan pendidikan diberbagai wilayah di Indonesia. Dari hal tersebut, saya termotivasi untuk menjadi seorang guru penggerak agar memiliki kemampuan untuk meratakan problematika akan kesenjangan pendidikan yang ada di Indonesia, minimalnya.

7. Berinovasi dengan pemanfaatan teknologi canggih

Di abad ke-21 ini, pengaplikasian teknologi canggih sudahlah melekat dalam kehidupan sehari-hari kita. Melalui guru penggerak motivasi saya adalah menggebrak kemampuan literasi yang berbasis pemanfaatan teknologi.

Peserta didik masa kini sudah tak asing lagi dengan yang namanya teknologi atau biasa disebut gadget, sebagai guru penggerak saya memaksimalkan pemanfaatan teknologi tersebut untuk meningkatkan kemampuan literasi yang luas bagi peserta didik, mereka akan lebih melek aksara dan mengasah kemampuan membaca mereka, menulis, dan memahami ide-ide yang replikatif melalui visualisasi.

Dengan kelebihan itu, diharapkan bisa menghasilkan berbagai karya inovatif, berkualitas, dan professional. Sudah tahu jawaban motivasi untuk menjadi guru penggerak?  Demikian pembahasannya, semoga dapat menjadi referensi dan memudahkan kamu ketika seleksi melalui proses wawancara.