Nuaiman, Sahabat Rasulullah Saw yang Masuk Surga Dengan Tertawa

Nuaiman, Sahabat Rasulullah Saw yang Masuk Surga Dengan Tertawa

PeloporNet – Seorang Muslim tidak dilarang untuk tertawa atau memberikan lelucon yang tidak menyakiti kepada orang lain. Bahkan Rasulullah SAW dalam beberapa riwayat kerap tertawa apabila ada hal-hal yang lucu di sekelilingnya, termasuk ketika mendengar lelucon dari sahabat Nabi yang jenaka, Nuaiman bin Rufaah.

Kisah Nuaiman bin Rufaah

Nuaiman, Sahabat Rasulullah Saw yang Masuk Surga Dengan Tertawa
Kisah Nuaiman bin rafaah – Republika

Kisah sahabat Rasulullah SAW yang bernama Nuaiman bin Amr bin Rafa’ah sudah sering Kita dengar. Dia adalah salah satu sahabat yang paling disayangi Rasulullah SAW. Sikapnya yang polos dan lucu tak jarang membuat Rasulullah SAW tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya.

Dalam berbagai riwayat pun telah dijelaskan bahwa Nuaiman memiliki banyak kisah yang menarik untuk disimak. Mulai dari keisengannya yang menyembelih unta tamu Rasulullah SAW hingga kisahnya yang sengaja menjual sahabatnya untuk beberapa saat lantaran tak diberi makanan ketika tengah berdagang.

Nuaiman memang dikenal sebagai sosok sahabat yang sangat jenaka. Namun sikap lucu yang selama ini diceritakan dalam berbagai riwayat bukanlah sikap yang dibuat-buat, melainkan memang sikap alami Nuaiman yang sangat polos dan selalu mengerjakan semua dengan hati, “sifatnya itu polos dari hati”.

Disebutkan dalam berbagai riwayat, Nuaiman akan memasuki surga dengan tertawa, hal itu lantaran ia sangat sering membuat Rasulullah SAW dan para sahabat terhibur dengan sikapnya.

“Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa Nuaiman ketika meninggal dunia akan masuk ke surga dengan tertawa karena ia selalu menyenangkan Rasulullah SAW dan para sahabat,”

Sementara itu, salah satu kisah lucu Nuaiman yang paling terkenal adalah ulahnya yang sengaja menyembelih unta milik tamu Rasulullah. Dikisahkan, saat itu tamu Rasulullah yang datang merupakan delegasi dari berbagai negara yang sengaja datang untuk mencari tahu tentang Islam. Saat itu, para delegasi tersebut datang mengendarai unta dengan ukuran yang sangat besar dan gemuk.

Saat tamu datang, Nuaiman menjadi salah satu sahabat yang tengah duduk bersama para Sabahat di dekat rumah Rasullullah dan tempat diparkirnya unta-unta gemuk tersebut. Saat itu, pada sahabat sengaja bergurau dengan Nuaiman agar menyembelih unta yang tengah diparkir di depan rumah Rasulullah Saw. Tak disangka, Nuaiman benar-benar menyembelih unta tersebut.

Saat mengetahui tindakan Nu’aiman, para sahabat merasa bingung, sedangkan Nu’aiman melarikan diri dari kejaran sahabat. Belum sampai di kejar para sahabat, Rasulullah Saw keluar dengan para tamu dan langsung kaget karena unta yang dikendarai tamu Rasulullah Saw telah disembelih.

Singkat cerita, Rasulullah Saw beserta para sahabat pun mencari Nu’aiman. Sebelum mencari Nuaiman, Rasulullah Saw terlebih dahulu telah mengganti unta milik tamunya tersebut, kemudian mencari keberadaan Nu’aiman yang diketahui berlari hingga ke perbatasan Mekkah.

Saat itu, Nu’aiman bersembunyi di rumah seorang sahabat yang bernama Al-Miqdad. Nuaiman sembunyi di sumur atau galian yang saat itu tengah dikerjakan oleh Al-Miqdad. Sebelum memasuki sumur, Nu’aiman pun meminta Al-Miqdad berjanji agar tak memberitahukan kepada siapapun tentang keberadaannya, termasuk jika Rasullullah Saw yang mencari.

Tak lama, Rasulullah Saw beserta rombongan para sahabat pun mendatangi Al-Miqdad dan bertanya di mana keberadaan Nu’aiman. Al-Miqdad saat itu merasa bingung karena sebelumnya telah berjanji tak akan memberitahukan kepada siapapun jika Nu’aiman berada di dalam sumur, namun ia semakin bingung karena yang datang bertanya adalah Rasulullah Saw.

Sehingga, mulut Al-Miqdad saat itu berkata bahwa dirinya tak mengetahui keberadaan Nu’aiman. Sedangkan tangannya mengarah pada galian sumur yang ditutupi dengan pelepah daun kurma. Rasulullah Saw kemudian menghampiri sumur itu dan membuka pelepah daun kurma yang ada di atasnya.

Kemudian didapati Nu’aiman berada di dalam galian sumur itu, kemudian Rasulullah Saw meminta Nu’aiman naik. Dilihat lah Nu’aiman penuh dengan debu pada wajahnya, dibersihkan lah wajah kotor Nu’aiman dengan tangan Rasulullah Saw. Saat itu, Rasulullah Saw sama sekali tak marah, namun membersihkan wajah Nuaiman dengan tertawa bahagia.

  • Dipublish : 1 Juli 2022

  • Diupdate :

  • Penulis : Wak Kaji

Comments are closed.